S E R B U I F F

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
S E R B U I F F

SERANGAN BALIK UNTUK INDONESIA.FAITHFREEDOM.ORG / serbuiff


    TENTANG ALLAH

    Admin
    Admin
    Admin


    Jumlah posting : 129
    Join date : 01.03.09

    TENTANG ALLAH Empty TENTANG ALLAH

    Post  Admin Fri Mar 13, 2009 1:57 am

    Asma'ul husna

    Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

    Dalam agama Islam, Asmaa'ul husna adalah nama-nama Allah ta'ala yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berati yang baik atau yang indah jadi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah ta'ala yang baik lagi indah.

    Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada Dzat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah ta'ala. Selain perbedaaan dalam meengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Dzat Allah SWT yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman.

    Asmaaulhusna secara harfiah ialah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.

    Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis "Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keteranga Al-Qur'an tentang Allah ta'ala. Pembahasan berikut hanyalah pendekatan yang disesuaikan dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu. Allah itu tidak dapat di misalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti tercantum dalam surat Al-Ikhlas.

    "Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (QS. Al-Ikhlas : 1-4)

    Adanya pola berfikir yang mencampurkan pola pikir duniawi dan kenyataan yang sebenarnya. Dalam kaidah bahasa Inggris atau bahasa kita apabila kita ingin mengetahui tentang sesuatu maka kita akan bertanya : 1. Siapakah namanya? 2. Bagaimanakah Sifatnya? 3. Dimanakan tinggalnya? atau dimanakah tempatnya? 4. Sekarang sedang apakah? semakin banyak kita bisa menjawab pertanyaan maka akan semakin baik. Perbedaan dalam ma'rifat kepada Allah ta'ala ini adalah tidak bisa dengan pertanyaan pertanyaan diatas saja. ............ silahkan datang ke Majelis Ta'lim atau Majelis Ilmu.

    Para ulama menekankan bahwa Allah adalah sebuah nama kepada Dzat yang pasti ada namanya. Semua nilai kebenaran mutlak hanya ada (dan bergantung) pada-Nya. Dengan demikian, Allah Yang Memiliki Maha Tinggi. Tapi juga Allah Yang Memiliki Maha Dekat. Allah Memiliki Maha Kuasa dan juga Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sifat-sifat Allah dijelaskan dengan istilah Asmaaul Husna, yaitu nama-nama, sebutan atau gelar yang baik.

    [sunting] Dalil

    Berikut adalah beberapa terjemahan dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang asmaa'ul husna:

    * "Dialah Allah, tidak ada Tuhan/Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai asmaa'ul husna (nama-nama yang baik)." - (Q.S. Thaa-Haa : Cool[1]
    * Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa'ul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu" - (Q.S Al-Israa': 110)[1]
    * "Allah memiliki Asmaa' ulHusna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu..." - (QS. Al-A'raaf : 180)[1]

    [sunting] Asmaaulhusna
    No. Nama Arab Indonesia Inggris
    1 Allah الله The God
    2 Ar Rahman الرحمن Yang Memiliki Mutlak sifat Pengasih The All Beneficent
    3 Ar Rahiim الرحيم Yang Memiliki Mutlak sifat Penyayang The Most Merciful
    4 Al Malik الملك Yang Memiliki Mutlak sifat Merajai/Memerintah The King, The Sovereign
    5 Al Quddus القدوس Yang Memiliki Mutlak sifat Suci The Most Holy
    6 As Salaam السلام Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Kesejahteraan Peace and Blessing
    7 Al Mu`min المؤمن Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Keamanan The Guarantor
    8 Al Muhaimin المهيمن Yang Memiliki Mutlak sifat Pemelihara The Guardian, the Preserver
    9 Al `Aziiz العزيز Yang Memiliki Mutlak Kegagahan The Almighty, the Self Sufficient
    10 Al Jabbar الجبار Yang Memiliki Mutlak sifat Perkasa The Powerful, the Irresistible
    11 Al Mutakabbir المتكبر Yang Memiliki Mutlak sifat Megah, Yang Memiliki Kebesaran The Tremendous
    12 Al Khaliq الخالق Yang Memiliki Mutlak sifat Pencipta The Creator
    13 Al Baari` البارئ Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan) The Maker
    14 Al Mushawwir المصور Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Membentuk Rupa (makhluknya) The Fashioner of Forms
    15 Al Ghaffaar الغفار Yang Memiliki Mutlak sifat Pengampun The Ever Forgiving
    16 Al Qahhaar القهار Yang Memiliki Mutlak sifat Memaksa The All Compelling Subduer
    17 Al Wahhaab الوهاب Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Karunia The Bestower
    18 Ar Razzaaq الرزاق Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Rejeki The Ever Providing
    19 Al Fattaah الفتاح Yang Memiliki Mutlak sifat Pembuka Rahmat The Opener, the Victory Giver
    20 Al `Aliim العليم Yang Memiliki Mutlak sifat Mengetahui (Memiliki Ilmu) The All Knowing, the Omniscient
    21 Al Qaabidh القابض Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Menyempitkan (makhluknya) The Restrainer, the Straightener
    22 Al Baasith الباسط Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melapangkan (makhluknya) The Expander, the Munificent
    23 Al Khaafidh الخافض Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Merendahkan (makhluknya) The Abaser
    24 Ar Raafi` الرافع Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Meninggikan (makhluknya) The Exalter
    25 Al Mu`izz المعز Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Memuliakan (makhluknya) The Giver of Honor
    26 Al Mudzil المذل Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Menghinakan (makhluknya) The Giver of Dishonor
    27 Al Samii` السميع Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendengar The All Hearing
    28 Al Bashiir البصير Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melihat The All Seeing
    29 Al Hakam الحكم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menetapkan The Judge, the Arbitrator
    30 Al `Adl العدل Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil The Utterly Just
    31 Al Lathiif اللطيف Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Lembut The Subtly Kind
    32 Al Khabiir الخبير Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengetahui Rahasia The All Aware
    33 Al Haliim الحليم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyantun The Forbearing, the Indulgent
    34 Al `Azhiim العظيم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Agung The Magnificent, the Infinite
    35 Al Ghafuur الغفور Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengampun The All Forgiving
    36 As Syakuur الشكور Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pembalas Budi (Menghargai) The Grateful
    37 Al `Aliy العلى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi The Sublimely Exalted
    38 Al Kabiir الكبير Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Besar The Great
    39 Al Hafizh الحفيظ Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menjaga The Preserver
    40 Al Muqiit المقيت Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Kecukupan The Nourisher
    41 Al Hasiib الحسيب Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membuat Perhitungan The Reckoner
    42 Al Jaliil الجليل Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia The Majestic
    43 Al Kariim الكريم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemurah The Bountiful, the Generous
    44 Ar Raqiib الرقيب Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengawasi The Watchful
    45 Al Mujiib المجيب Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengabulkan The Responsive, the Answerer
    46 Al Waasi` الواسع Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Luas The Vast, the All Encompassing
    47 Al Hakiim الحكيم Yang Memiliki Mutlak sifat Maka Bijaksana The Wise
    48 Al Waduud الودود Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencinta The Loving, the Kind One
    49 Al Majiid المجيد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia The All Glorious
    50 Al Baa`its الباعث Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membangkitkan The Raiser of the Dead
    51 As Syahiid الشهيد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menyaksikan The Witness
    52 Al Haqq الحق Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Benar The Truth, the Real
    53 Al Wakiil الوكيل Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memelihara The Trustee, the Dependable
    54 Al Qawiyyu القوى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kuat The Strong
    55 Al Matiin المتين Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kokoh The Firm, the Steadfast
    56 Al Waliyy الولى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melindungi The Protecting Friend, Patron, and Helper
    57 Al Hamiid الحميد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Terpuji The All Praiseworthy
    58 Al Mushii المحصى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengkalkulasi The Accounter, the Numberer of All
    59 Al Mubdi` المبدئ Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memulai The Producer, Originator, and Initiator of all
    60 Al Mu`iid المعيد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengembalikan Kehidupan The Reinstater Who Brings Back All
    61 Al Muhyii المحيى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menghidupkan The Giver of Life
    62 Al Mumiitu المميت Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mematikan The Bringer of Death, the Destroyer
    63 Al Hayyu الحي Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Hidup The Ever Living
    64 Al Qayyuum القيوم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mandiri The Self Subsisting Sustainer of All
    65 Al Waajid الواجد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penemu The Perceiver, the Finder, the Unfailing
    66 Al Maajid الماجد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia The Illustrious, the Magnificent
    67 Al Wahiid الواحد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Esa The One, the All Inclusive, the Indivisible
    68 As Shamad الصمد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta The Self Sufficient, the Impregnable, the Eternally Besought of All, the Everlasting
    69 Al Qaadir القادر Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan The All Able
    70 Al Muqtadir المقتدر Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkuasa The All Determiner, the Dominant
    71 Al Muqaddim المقدم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendahulukan The Expediter, He who brings forward
    72 Al Mu`akkhir المؤخر Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengakhirkan The Delayer, He who puts far away
    73 Al Awwal الأول Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Awal The First
    74 Al Aakhir الأخر Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Akhir The Last
    75 Az Zhaahir الظاهر Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Nyata The Manifest; the All Victorious
    76 Al Baathin الباطن Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Ghaib The Hidden; the All Encompassing
    77 Al Waali الوالي Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memerintah The Patron
    78 Al Muta`aalii المتعالي Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi The Self Exalted
    79 Al Barri البر Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penderma The Most Kind and Righteous
    80 At Tawwaab التواب Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penerima Tobat The Ever Returning, Ever Relenting
    81 Al Muntaqim المنتقم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyiksa The Avenger
    82 Al Afuww العفو Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemaaf The Pardoner, the Effacer of Sins
    83 Ar Ra`uuf الرؤوف Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengasih The Compassionate, the All Pitying
    84 Malikul Mulk مالك الملك Yang Memiliki Mutlak sifat Penguasa Kerajaan (Semesta) The Owner of All Sovereignty
    85 Dzul Jalaali Wal Ikraam ذو الجلال و الإكرام Yang Memiliki Mutlak sifat Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan The Lord of Majesty and Generosity
    86 Al Muqsith المقسط Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil The Equitable, the Requiter
    87 Al Jamii` الجامع Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengumpulkan The Gatherer, the Unifier
    88 Al Ghaniyy الغنى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkecukupan The All Rich, the Independent
    89 Al Mughnii المغنى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Kekayaan The Enricher, the Emancipator
    90 Al Maani المانع Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mencegah The Withholder, the Shielder, the Defender
    91 Ad Dhaar الضار Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Derita The Distressor, the Harmer
    92 An Nafii` النافع Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Manfaat The Propitious, the Benefactor
    93 An Nuur النور Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya) The Light
    94 Al Haadii الهادئ Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Petunjuk The Guide
    95 Al Baadii البديع Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencipta Incomparable, the Originator
    96 Al Baaqii الباقي Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kekal The Ever Enduring and Immutable
    97 Al Waarits الوارث Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pewaris The Heir, the Inheritor of All
    98 Ar Rasyiid الرشيد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pandai The Guide, Infallible Teacher, and Knower
    99 As Shabuur الصبور Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Sabar The Patient, the Timeless

    [sunting] Catatan

    1. ^ a b c Alloh ta'ala: "Al Qur'an", Madinah, 2005
    Admin
    Admin
    Admin


    Jumlah posting : 129
    Join date : 01.03.09

    TENTANG ALLAH Empty Sifat-sifat Allah

    Post  Admin Fri Mar 13, 2009 1:59 am

    Sifat-sifat Allah

    Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.


    Wajib bagi setiap mukallaf dan muslim mempercayai bahawa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Maka, wajib juga dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh dan perlu diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan kepada sifat wajib.

    Sifat wajib pula terbahagi juga empat bahagian iaitu nafsiah, salbiah, ma'ani atau ma'nawiah.


    Isi kandungan
    [sorok]

    * 1 Sifat 20
    * 2 Sifat kesempurnaan
    * 3 Sifat yang harus
    * 4 Lihat juga

    [sunting] Sifat 20
    Sifat Wajib Tulisan Arab Maksud Sifat Sifat Mustahil Tulisan Arab Maksud
    Wujud
    ﻭﺟﻮﺩ
    Ada Nafsiah Adam
    ﻋﺪﻡ
    Tiada
    Qidam
    ﻗﺪﻡ
    Sedia Salbiah Haduth
    ﺣﺪﻭﺙ
    Baharu
    Baqa
    ﺑﻘﺎﺀ
    Kekal Salbiah Fana
    ﻓﻨﺎﺀ
    Akan binasa
    Mukhalafatuhu lilhawadith
    ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
    Bersalahan Allah Ta'ala dengan segala yang baharu Salbiah Mumathalatuhu lilhawadith
    ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
    Menyamai atau bersamaan bagi-Nya dengan suatu yang baru
    Qiamuhu binafsih
    ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ
    Berdiri-Nya dengan sendiri Salbiah Qiamuhu bighairih
    ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ
    Berdiri-Nya dengan yang lain
    Wahdaniat
    ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ
    Esa Allah Ta'ala pada dzat,pada sifat dan pada perbuatan Salbiah Ta'addud
    ﺗﻌﺪﺩ
    Berbilang-bilang
    Qudrat
    ﻗﺪﺭﺓ
    Berkuasa Ma'ani Ajzun
    ﻋﺟﺰ
    Lemah
    Iradat
    ﺇﺭﺍﺩﺓ
    Berkehendak menentukan Ma'ani Karahah
    ﻛﺮﺍﻫﻪ
    Benci iaitu tidak menentukan
    Ilmu
    ﻋﻠﻢ
    Mengetahui Ma'ani Jahlun
    ﺟﻬﻞ
    Bodoh
    Hayat
    ﺣﻴﺎﺓ
    Hidup Ma'ani Al-Maut
    ﺍﻟﻤﻮﺕ
    Mati
    Sama'
    ﺳﻤﻊ
    Mendengar Ma'ani As-Summu
    ﺍﻟﺻﻢ
    Pekak
    Basar
    ﺑﺼﺮ
    Melihat Ma'ani Al-Umyu
    ﺍﻟﻌﻤﻲ
    Buta
    Kalam
    ﻛﻼ ﻡ
    Berkata-kata Ma'ani Al-Bukmu
    ﺍﻟﺑﻜﻢ
    Bisu
    Kaunuhu qaadiran
    ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ
    Keadaan-Nya yang berkuasa Ma'nawiyah Kaunuhu ajizan
    ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ
    Keadaan-Nya yang lemah
    Kaunuhu muriidan
    ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ
    Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan Ma'nawiyah Kaunuhu kaarihan
    ﻛﻮﻧﻪ ﻛﺎﺭﻫﺎ
    Keadaan-Nya yang benci iaitu tidak menentukan
    Kaunuhu 'aliman
    ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ
    Keadaan-Nya yang mengetahui Ma'nawiyah Kaunuhu jahilan
    ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ
    Keadaan-Nya yang bodoh
    Kaunuhu hayyan
    ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ
    Keadaan-Nya yang hidup Ma'nawiyah Kaunuhu mayitan
    ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ
    Keadaan-Nya yang mati
    Kaunuhu sami'an
    ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ
    Keadaan-Nya yang mendengar Ma'nawiyah Kaunuhu asamma
    ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ
    Keadaan-Nya yang pekak
    Kaunuhu basiiran
    ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ
    Keadaan-Nya yang melihat Ma'nawiyah Kaunuhu a'maa
    ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ
    Keadaan-Nya yang buta
    Kaunuhu mutakalliman
    ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ
    Keadaan-Nya yang berkata-kata Ma'nawiyah Kaunuhu abkam
    ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ
    Keadaan-Nya yang kelu
    [sunting] Sifat kesempurnaan

    Dua puluh yang tertera di atas yang wajib bagi Allah terkandung di dalam dua sifat kesempurnaan. Sifat tersebut adalah:

    * Istigna' ( ﺇﺳﺘﻐﻨﺎﺀ )

    * Kaya Allah daripada sekelian yang lain daripada-Nya iaitu tidak berkehendak ia kepada sesuatu. Maksudnya, Allah tidak mengkehendaki yang lain menjadikan-Nya dan tidak berkehendakkan tempat berdiri bagi zat-Nya. Contohnya, Allah tidak memerlukan dan tidak mengkehendaki malaikat untuk menciptakan Arasy.
    * Maka, Maha suci Tuhan daripada tujuan pada sekelian perbuatan dan hukum-hukumnya dan tidak wajib bagi-Nya membuat sesuatu datau meninggalkan sesuatu.
    * Sifatnya: wujud, qidam, baqa', mukhalafatuhu lilhawadith, qiamuhu binafsih, sama', basar, kalam, kaunuhu sami'an, kaunuhu basiran, kaunuhu mutakalliman.

    * Iftiqar ( ﺇﻓﺘﻘﺎﺭ )

    * Yang lain berkehendakkan sesuatu daripada Allah iaitu yang lain berkehendakkan daripada Allah untuk menjadikan dan menentukan mereka dengan perkara yang harus. Contohnya, manusia memohon kepada Allah melancarkan hidupnya.
    * Sifatnya: wahdaniat, qudrat, iradat, ilmu, hayat, kaunuhu qadiran, kaunuhu muridan, kaunuhu hayyan.

    [sunting] Sifat yang harus

    Sifat harus atau sifat jaiz juga dimiliki oleh Allah. Harus bagi Allah memperbuatkan sesuatu yang harus ada atau tiada atau meninggalkannya. Contohnya, harus bagi Allah menciptakan langit, bumi, matahari dan yang lain dan harus juga bagi Allah untuk tidak menciptakannya. Tidak wajib bagi Allah membuat sesuatu seperti menghidupkan atau mematikan bahkan itu harus pada hak Allah.
    Admin
    Admin
    Admin


    Jumlah posting : 129
    Join date : 01.03.09

    TENTANG ALLAH Empty Tauhid (Arab :توحيد)

    Post  Admin Fri Mar 13, 2009 2:51 am

    Tauhid

    Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

    Tauhid (Arab :توحيد), adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah.

    Tauhid dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat sahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.

    Daftar isi


    * 1 Kedudukan Tauhid dalam Islam
    * 2 Dalil Al Qur'an Tentang Keutamaan & Keagungan Tauhid
    * 3 Perkataan Ulama tentang Tauhid
    * 4 Pembagian Tauhid
    o 4.1 Rububiyah
    o 4.2 Uluhiyah/Ibadah
    o 4.3 Asma wa Sifat
    o 4.4 Tidak ada Tauhid Mulkiyah
    * 5 Referensi
    * 6 Pranala luar

    [sunting] Kedudukan Tauhid dalam Islam

    Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu syarat merupakan syarat diterimanya amal perbuatan disamping harus sesuai dengan tuntunan rasulullah.

    [sunting] Dalil Al Qur'an Tentang Keutamaan & Keagungan Tauhid

    Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" (QS An Nahl: 36)

    "Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan" (QS At Taubah: 31)

    "Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)" (QS Az Zumar: 2-3)

    "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus" (QS Al Bayinah: 5)

    [sunting] Perkataan Ulama tentang Tauhid

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: "Orang yang mau mentadabburi keadaan alam akan mendapati bahwa sumber kebaikan di muka bumi ini adalah bertauhid dan beribadah kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa serta taat kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Sebaliknya semua kejelekan di muka bumi ini; fitnah, musibah, paceklik, dikuasai musuh dan lain-lain penyebabnya adalah menyelisihi Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan berdakwah (mengajak) kepada selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa. Orang yang mentadabburi hal ini dengan sebenar-benarnya akan mendapati kenyataan seperti ini baik dalam dirinya maupun di luar dirinya" (Majmu' Fatawa 15/25)

    Karena kenyataannya demikian dan pengaruhnya-pengaruhnya yang terpuji ini, maka syetan adalah makhluk yang paling cepat (dalam usahanya) untuk menghancurkan dan merusaknya. Senantiasa bekerja untuk melemahkan dan membahayakan tauhid itu. Syetan lakukan hal ini siang malam dengan berbagai cara yang diharapkan membuahkan hasil.

    Jika syetan tidak berhasil (menjerumuskan ke dalam) syirik akbar, syetan tidak akan putus asa untuk menjerumuskan ke dalam syirik dalam berbagai kehendak dan lafadz (yang diucapkan manusia). Jika masih juga tidak berhasil maka ia akan menjerumuskan ke dalam berbagai bid'ah dan khurafat. (Al Istighatsah, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah hal 293, lihat Muqaddimah Fathul Majiid tahqiq DR Walid bin Abdurrahman bin Muhammad Ali Furayaan, hal 4)

    [sunting] Pembagian Tauhid

    [sunting] Rububiyah

    Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki, merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara serta menjaga seluruh Alam Semesta. Sebagaimana terdapat dalam Al Quran surat Az Zumar ayat 62 :"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu"

    [sunting] Uluhiyah/Ibadah

    Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bangiNya. "Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu (juga menyatakan demikian). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana" (Al Imran : 18). Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap rububiyahNya.

    [sunting] Asma wa Sifat

    Beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma'ul husna) yang sesuai dengan keagunganNya. Umat Islam mengenal 99 asma'ul husna yang merupakan nama sekaligus sifat Allah.

    [sunting] Tidak ada Tauhid Mulkiyah

    Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru. Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah Azza wa Jalla, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40. [Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas]

    [Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir 1425H/Agustus 2004M]
    Admin
    Admin
    Admin


    Jumlah posting : 129
    Join date : 01.03.09

    TENTANG ALLAH Empty Syahadat

    Post  Admin Fri Mar 13, 2009 3:06 am

    Syahadat merupakan asas dan dasar bagi rukun Islam lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. [1]Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam bahasa arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu adalah:

    * Kalimat pertama : Berkas:syahadat1.gif

    Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh
    artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah

    * Kalimat kedua : Berkas:syahadat2.gif

    wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh
    artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah.

    Daftar isi
    [sembunyikan]

    * 1 Makna Syahadat[2]
    * 2 Makna LAA ILAAHA ILLALLAH[3]
    * 3 Kandungan Kalimat Syahadat[4]
    * 4 Syarat Syahadat
    * 5 Asas Dari Tauhid Dan Islam[6]
    * 6 Inti Syahadat[7]
    * 7 Penafsiran Yang Salah (Bathil)[8]
    * 8 Referensi

    [sunting] Makna Syahadat[2]

    * Kalimat pertama menunjukkan pengakuan tauhid. Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allâh sebagai satu-satunya Allah. Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Jadi dengan mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya Allâh sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.

    * Kalimat kedua menunjukkan pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allâh. Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk meyakini ajaran Allâh seperti yang disampaikan melalui Muhammad saw, seperti misalnya meyakini hadist-hadis Muhammad saw. Termasuk di dalamnya adalah tidak mempercayai klaim kerasulan setelah Muhammad saw.

    [sunting] Makna LAA ILAAHA ILLALLAH[3]

    Kalau kita tinjau sebenarnya kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH mengandung dua makna, yaitu makna penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah, dan makna menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Allah semata.

    Berkaitan dengan mengilmui kalimat ini Allah ta'ala berfirman: "Maka ketahuilah(ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah" (QS Muhammad : 19)

    Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib dan mesti didahulukan daripada rukun-rukun islam yang lain. Disamping itu nabi kita pun menyatakan: "Barang siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan ikhlas maka akan masuk ke dalam surga" ( HR Ahmad)

    Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah mereka yang memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yang Allah menciptakan alam karenanya. Rasul mengajak paman beliau Abu Thalib, Ketika maut datang kepada Abu Thalib dengan ajakan "wahai pamanku ucapkanlah LAA ILAAHA ILLALLAH sebuah kalimat yang aku akan jadikan ia sebagai hujah di hadapan Allah" namun Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam keadaan musyrik.

    Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tinggal selama 13 tahun di makkah mengajak orang-orang dengan perkataan beliau "Katakan LAA ILAAHA ILLALLAH" maka orang kafir pun menjawab "Beribadah kepada sesembahan yang satu, kami tidak pernah mendengar hal yang demikian dari orang tua kami". Orang qurays di Zaman nabi sangat paham makna kalimat tersebut, dan barangsiapa yang mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada selain Allah.

    [sunting] Kandungan Kalimat Syahadat[4]

    * Ikrar

    Ikrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang diyakininya.Ketika kita mengucapkan kalimat syahadah, maka kita memiliki kewajiban untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang kita ikrarkan itu.

    * Sumpah

    Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang bersumpah, berarti dia bersedia menerima akibat dan resiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut. Artinya, Seorang muslim itu berarti siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam.

    * Janji

    Syahadat juga bermakna janji. Artinya, setiap muslim adalah orang-orang yang berjanji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT, yang terkandung dalam Al Qur'an maupun Sunnah Rasul.

    [sunting] Syarat Syahadat
    Kaligrafi tulisan syahadat

    Syarat syahadat adalah sesuatu yang tanpa keberadaannya maka yang disyaratkannya itu tidak sempurna. Jadi jika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi syarat-syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya itu tidak sah.

    Syarat syahadat ada tujuh [5] , yaitu:

    * Pengetahuan

    Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya.

    * Keyakinan

    Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.

    * Keikhlasan

    Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima oleh Allah SWT.

    * Kejujuran

    Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan.

    * Kecintaan

    Kecintaan berarti mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman. Cinta juga harus disertai dengan amarah yaitu kemarahan terhadap segala sesuatu yang bertentangan dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi sunnah Rasulullah SAW.

    * Penerimaan

    Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, dengan jalan meyakini bahwa tak ada yang dapat menunjuki dan menyelamatkannya kecuali ajaran yang datang dari syariat Islam. Artinya, bagi seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali Al Qur'an dan Sunnah Rasul.

    * Ketundukan

    Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya secara lahiriyah. Artinya, seorang muslim yang bersyahadat harus mengamalkan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Perbedaan antara penerimaan dengan ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan dengan fisik.Oleh karena itu, setiap muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupannya.

    [sunting] Asas Dari Tauhid Dan Islam[6]

    LAA ILAAHA ILLALLAH adalah asas dari Tauhid dan Islam dengannya terealisasikan segala bentuk ibadah kepada Allah dengan ketundukan kepada Allah, berdoa kepadanya semata dan berhukum dengan syariat Allah.

    Seorang ulama besar Ibnu Rajab mengatakan: Al ilaah adalah yang ditaati dan tidak dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan dimintai pertolongan harapan. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kepada selain Allah. Kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya selama tidak membatalkannya dengan aktifitas kesyirikan.

    [sunting] Inti Syahadat[7]

    Inilah sekilas tentang makna LAA ILAAHA ILLALLAH yang pada intinya adalah pengakuan bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah ta'ala semata.

    [sunting] Penafsiran Yang Salah (Bathil)[8]

    Perlu untuk diketahui, bahwa telah banyak penafsiran yang bathil yang beredar ditengah masyarakat muslim Indonesia secara khususnya mengenai makna LAA ILAAHA ILLALLAH, dan semoga kita terhindar dari kebathilan ini, yakni:

    Laa ilaaha illallah artinya: "Tidak ada sesembahan kecuali Allah." Ini adalah batil, karena maknanya: Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun yang batil, itu adalah Allah.

    Laa ilaaha illallah artinya: "Tidak ada pencipta selain Allah." Ini adalah sebagian dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud, karena arti hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum cukup.

    Laa ilaaha illallah artinya: "Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah." Ini juga sebagian dari makna kalimat laa ilaaha illallah. Tapi bukan ini yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukup.

    Semua tafsiran di atas adalah batil atau kurang. Kami menghimbau dan memperingati di sini karena tafsir-tafsir itu ada dalam kitab-kitab yang banyak beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut syariat Islam yang shohih dan para muhaqqiq (ulama peneliti) adalah "Laa ilaaha illallah ma'buuda bihaqqin illallah" (tidak ada sesembahan yang hak selain Allah) seperti tersebut di atas.

    [sunting] Referensi

    1. ^ Pentingnya Dua Kalimat Syahadat.
    2. ^ Makna Syahadat.
    3. ^ Tahukah Antum Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah.
    4. ^ Kandungan Kalimat Syahadat.
    5. ^ Syahadat yang diterima Allah SWT.
    6. ^ Tahukah Antum Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah.
    7. ^ Tahukah Antum Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah.
    8. ^ Tahukah Antum Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah.

    sumber : Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
    Admin
    Admin
    Admin


    Jumlah posting : 129
    Join date : 01.03.09

    TENTANG ALLAH Empty TENTANG ALLAH, DEWA BULAN,BERHALA DI KABAH,SIMBOL BULAN SABIT,NATAL ( bagian 1 )

    Post  Admin Fri Mar 13, 2009 8:15 pm

    TENTANG ALLAH, DEWA BULAN,BERHALA DI KABAH,SIMBOL BULAN SABIT,NATAL Feb 18, '09 10:43 PM for everyone

    III. ALLAH

    Jangan berkata tentang Allah Kecuali yang Haq...


    DEWA BULAN

    Tradisi Kristen yang telah kita bahas diatas rupanya ingin diimbaskan kepada ajaran Islam dengan mengembalikan ajaran Islam pada paganisme Arab dan menghilangkan fakta sejarah bahwa paganisme Arab tersebut adalah paham yang diperangi habis-habisan oleh Rasulullah dan umatnya. Oleh sebab itu maka Dr. Morey menyudutkan Islam dengan mengemukakan poin-poin hujatan berikut :


    1. Bahwa Umat Islam menyembah dewa bulan.

    2. Tentang Allah dalam Islam dan Tuhan dalam Bibel.


    Pada hujatan pertama, Dr. Robert Morey ingin mengelabuhi masyarakat bahwa umat muslim adalah masyarakat pagan, sehingga negaranya mendapatkan pembenaran atas segala apa yang mereka perbuat terhadap negara-negara Islam yang ia nyatakan pagan. Sedang dalam poin kedua ia ingin memisahkan antara kepercayaan Kristen dengan Islam. Jika yang dimaksud adalah Kristen Trinitas maka adalah benar tidak sama, karena umat Islam menESAkan Tuhan sementara Kristen Trinitas "menyekutukan" Tuhan. Tapi kalau yang dimaksud adalah Kristen Unitarian (Nazaren/Nashoro) tentu saja masalahnya lain, karena mereka berpaham monoteisme. Suatu upaya pembuktian Class of Civilization yang ujung-ujungnya adalah kekuasaan dan Ekonomi (Minyak).

    Dr. Robert Morey menyatakan bahwa Allah adalah nama dari Dewa Bulan yang disembah di Arab sebelum Islam. Hal ini ia kuatkan dengan pernyataan bahwa :

    o Nama Allah sudah dikenal masyarakat Arab sebelum kenabian Muhammad.

    o Adanya nama-nama seperti Qomaruddin, Syamsuddin.

    o Kepercayaan Jahiliyah (PraIslam), agama Astral.

    o Berhala yang ada di Ka'bah.

    o Simbol bulan sabit.

    Yang agak memalukan bahwa dalam membuktikan tuduhan-tuduhannya tersebut Pak Doktor ini banyak memanipulasi pernyataan dari penulis-penulis yang menjadi rujukannya. Sebagai Contoh :

    - Untuk menguatkan pendapatnya bahwa "dewa bulan dipanggil dengan berbagai nama, salah satunya adalah Allah'" ia merujuk pada halaman 7 dari Buku Guillame yang berjudul Islam. Tetapi sebenarnya Guillame mengatakan di halaman yang sama : "Di Arab Allah telah dikenal dari sumber umat Kristen dan Yahudi sebagai Tuhan yang Esa, dan tidak ada keraguan meslvpun dia telah dikenal oleh Pagan Arab di Mekkah sebagai yang Tertinggi."1

    - Dr. Morey juga mengutip dari penulis non-Muslim Caesar Farah di ha128. Tetapi pada saat dirujuk dalam buku tersebut didapati bahwa Dr. Morey hanya mengutip sebagian dan meninggalkan pokok bahasan dari buku tersebut. Buku tersebut sebenarnya menyatakan bahwa Tuhan yang dipanggil il oleh orang Babilon dan EI oleh orang Israel telah dipanggil ilah, al-ilah, dan Allah di Arab. Farah mengatakan lebih lanjut pada halaman 31 bahwa sebelum Islam orang pagan telah mempercayai bahwa Allah adalah dewa tertinggi. Dikarenakan mereka sudah mempunyai 360 berhala, tetapi Allah bukan salah satu dari 360 berhala tersebut. Sebagaimana Caesar Farah menyatakan di halaman 56, bahwa Nabi Muhammad saw, telah menghancurkan berhala-berhala tersebut.



    Nama Allah sebelum Islam



    Adanya kata Allah sebelum masa Islam, seperti yang dikatakan Robert Morey bahwa Ayah Rasulullah bernama Abdullah (hamba Allah), tidak sepantasnya dijadikan alasan bahwa Allah tersebut adalah dewa bulan.

    Seperti yang pernah kita bahas sebelum ini bahwa El, Eloy, Allah, Yahweh, Ya Hua, Elohem,Allahumma; adalah kata-kata yang dipakai oleh masing-masing bangsa -saat itu- untuk menyebut Tuhan. Dan kata Allah adalah kata yang dipakai oleh bangsa Arab untuk menyebut Tuhan khususnya oleh para Ahnaf (masyarakat Arab yang mengikuti tradisi Ibrahim). Dan nama itu tidak termasuk dalam jajaran nama-nama berhala dan dewa­dewa Arab. Permasalahannnya bukan hanya pada kata-kata itu saja, kemudian kita menilai paham suatu masyarakat. Tapi pada cara penyikapan kepada "Tuhan" yang disebut menurut bahasa mereka sendiri-sendiri. Bangsa Israel yang menggunakan kata Yahweh untuk merefleksikan pemahaman mereka tentang konsep "Tuhan" dibimbing oleh rasul dan nabi mereka untuk meluruskan pemahaman dan penyikapan terhadap Tuhan yang mereka sebut Yahweh. Begitu juga masyarakat Arab yang pada masa jahiliyah memakai kata Allah untuk menyebut Tuhan dibimbing oleh Rasulullah Saw untuk menyikapi dan memahami apa yang mereka sebut Allah itu. Cara penyikapan inilah yang diajarkan oleh masing-masing rasul dan nabi kepada umatnya, yaitu meng-ESA-kan. Kalau ukurannya hanya pada tataran kata saja untuk menilai paham suatu umat, maka Yahudi dan Kristen luga pagan, karena nama "EL' yang dipakai IsraEL adalah Tuhan dari bangsa Kan'an yang menurut mereka pagan.



    Qomaruddin dan Syamsuddin



    Pembaca dari kalangan Muslim mungkin akan tertawa ketika dikatakan bahwa nama-nama Cak Qomar dan Cak Udin luga kang Najam dijadikan bukti adanya penyembahan terhadap dewa bulan. Menurut Dr. Robert Morey :

    · Agama Penyembah Bulan disebut Komaruddin.
    Komarun = Bulan; Dinun = Agama.2

    Begitu juga dengan nama Syamsuddin dan Najmuddin, keduanya diterjemahkan dengan cara yang sama.

    Komarun berarti bulan dan dinun berarti agama maka arti dari nama tersebut adalah "bulannya agama", maksudnya seorang yang dengan agamanya berkiprah di masyarakatnya seperti bulan yang bersinar terang benderang, membawa nama baik agamanya. Begitu syamsuddin, di harapkan oleh orang tuanya agar lebih bersinar seperti matahari yang selalu memberi manfaat kepada manusia. Nama-nama muslim yang dinisbatkan kepada dien (agama) memiliki makna senada, seperti saifuddin (pedang agama), adalah harapan orang tuanya agar anaknya mampu membela agamanya ibarat sebuah pedang yang siap dipakai kapan saja. Sedang "penyembah bulan" kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Arab ‘abid al-Qomar. Begitu juga dengan dua nama lainnya.

    Masyarakat Arab pada masa pra Islam seringkali menamakan budaknya dengan nama-nama yang dapat menyenangkan hati mereka seperti nama Qomar dan Syams, diharapkan agar budaknya dapat menerangi mereka seperti namanya. Sedang untuk mereka sendiri, mereka memakai nama­nama yang menyeramkan, untuk menakuti musuh-musuhnya, seperti Kilab (anjing-anjing), Asad (singa), Namir dan Fahd (harimau). Pada masa Rasulullah nama-nama jahiliyah banyak dinisbatkan langsung pada Allah, seperti Saifullah (pedang Allah), Asadullah (Singa Allah) dan lain sebagainya. Rasulullah meluruskan kebiasaan masyarakat Arab jahiliyah bahkan pada masalah nama.

    Pada masa selanjutnya ketika perbudakan sudah terhapuskan, dan para mantan budak yang membentuk komunitas tersendiri, tampil dalam pemerintahan. Mereka dikenal sebagai kaum Mawali (orang-orang yang meminta perlindungan). Untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat yang sebelumnya adalah tuan-tuan mereka, maka mereka menisbatkan nama-nama, mereka kepada kata din (agama). Hal ini sejalan dengan perkembangan zaman yang tidak lagi menisbatkan nama-nama kepada tuan-tuannya, sebab zaman perbudakan sudah berakhir, dan semua mereka adalah sama dalam urusan agama. Maka kita melihat bahwa nama-nama seperti Qomaruddin dan Syamsuddin tidak pernah kita temukan pada masa jahiliyah, ataupun pada masa Rasulullah, nama-nama itu baru muncul kemudian pada saat mantan budak memegang tampuk pemerintahan.

    Pada masa sekarang nama-nama di atas tidak dipakai untuk menyenangkan tuan, tidak juga untuk legalitas kekuasaan. Nama-nama itu dipakai umat muslim dengan maksud yang berbeda, karena mereka hanya melihat arti dari nama-nama itu, yang diharapkan pemiliknya dapat menjadi seperti namanya.



    Kepercayaan masa Jahiliyah (Pra Islam)/Agama Astral



    Menurut Dr. Morey : "Allah, dewa bulan, kawin dengan dewa matahari. Mereka berdua mempunyai tiga orang puteri yang disebut putri-putri Allah. Ketiga putri tersebut AI-Lata, AI­Uzza, dan Manat". Untuk memperkuat anggapannya ia memanipulasi pernyataan Guilluame seperti yang kita ungkap sebelum ini.

    Bahwa masyarakat Arab pra Islam memiliki kepercayaan terhadap bintang dan bulan juga matahari memang benar, hanya saja Dr. Morey berhenti sampai disini untuk menyatakan bahwa yang disembah oleh umat Muslim adalah dewa bulan, padahal kepercayaan yang semacam inilah yang diserang dengan keras oleh Rasulullah tanpa kompromi sedikitpun. Itulah sebabnya maka masa tersebut dikatakan sebagai masa Jahiliyyah (zaman kebodohan). Terjemah ayat-ayat berikut ini akan menggambarkan bagaimana Rasulullah secara radikal menyerang kepercayaan masyarakatnya :



    “ Maka apakah patut bagi kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al-Lata dan Al- Uzza, dan Manat yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah). Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan; Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama­nama yang kamu dan bapak-bapak karnu mengada­adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan rnereka. Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita­citakannya (Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia. " (QS. An-Najm 19-25).



    Berhala di dalam Ka'bah



    Berikut ini adalah salah satu dari pernyataan tidak berdasar yang dilontarkan oleh Robert Morey : "Ada satu berhala Allah ditempatkan di ka'bah bersama dengan semua ilah-ilah berhala lain. Penyembah-penyembah berhala sembahyang menghadap Mekah clan Kaabah karena di sanalah dewa-dewa mereka disemayamkan". Kita tidak tahu dari mana pak Doktor mendapatkan sumbernya, tapi yang jelas tidak pernah melihat Ka'bah secara langsung apalagi masuk di dalamnya.

    Pada Masa Jahiliyah -tradisi menyebut demikian untuk membedakan antara masa kebenaran dan kebodohan-, banyak berhala ditempatkan di Ka'bah tapi tidak ada satupun berhala disebut Allah. Dan berhala-hala yang amat banyak tersebut telah dihancurkan oleh Rasulullah saat memasuki Makkah, setelah sebelumnya umat Islam diusir dari Makkah. Rasulullah sendiri pada saat sebelum menjadi nabi, pernah bersumpah dihadapan Khadijah istrinya bahwa beliau "tidak akan menyembah uzza selamanya", hal ini jelas membedakan antara Allah dan ilah­ilah lainnya, sebab saat itu agama Hanifah (jalan lurus) ajaran Ibrahim As. masih bertahan di Makkah, walaupun pengikutnya tidak sebanyak para pagan. Kini jangankan di Ka'bah di rumah seorang muslim saja tidak akan ada berhala. Sangat berbeda dengan Rumah dan Kantor Robert Morey yang mungkin memasang patung salib di sudut ruang atau kamarnya.



    Dewa bulan dan Simbol Bulan Sabit



    Simbol bulan sabit yang sering dipakai umat muslim dianggap sebagai simbol penyembahan dewa bulan oleh Dr. Robert Morey. la menyatakan : "Simbol penyembahan dewa bulan dalam budaya Arab dan di tempat-tempat lain di seluruh timur tengah adalah bulan sabit". Gambar bintang yang biasa berada ditengah bulan sabit tidak disebut, karena Amerika memakai simbol bintang.

    Dr. Robert Morey dan para orientalis Barat menuduh dengan bertanya kenapa umat Islam memakai simbol bulan sabit untuk agama mereka? Atau kenapa bulan dipakai untuk menandai bulan baru?. Mereka sengaja bertanya dengan logika yang salah dari sesuatu yang tersembunyi, sejak saat umat Islam memakai bulan sabit sebagai simbol, maka dikatakan bahwa umat Islam menyembah "dewa bulan". Ini tidak benar sebagaimana anggapan bahwa sejak umat Yahudi mengambil bintang David sebagai simbol, maka umat Yahudi menyembah bintang, berarti umat Kristen juga menyembah patung salib saat mereka memakai simbol tersebut, atau menyembah matahari saat menggunakan tanda silang dari sinar matahari.

    Islam tidak pernah mengajarkan untuk menyembah bulan. Dalam firman Allah disebutkan:



    "Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. " (QS. Fushshilat 37)



    Ayat ini diperkuat dengan ayat lain, bahwa bulan bukanlah object penyembahan.



    "Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalarn siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan ". (QS. Luqman 29).



    Jika Allah adalah "dewa bulan" seperti yang dituduhkan oleh Dr. Morey, apa mungkin "dewa bulan" menciptakan bulan untuk dipakai oleh manusia?. Dengan bukti di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa umat Islam hanya menyembah `Allah" saja, dan bukan menyembah dewa bulan. Kepercayaan terhadap kekuatan benda-benda angkasa yang pernah berkembangan di Mesir, Babilonia, serta Asiria, mungkin saja mempengaruhi Jazirah Arab, sebab secara geografis letaknya tidaklah berjauhan; Hanya saja pada masa Rasulullah kepercayaan tersebut diluruskan dengan menempatkan benda-benda tersebut pada tempat dan fungsinya. Seperti bulan -misalnya-, seperti yang pernah ditanyakan oleh masyarakatArab kepada Rasulullah, ditempatkan sebatas untuk menandakan pergantian waktu. Sebagaimana Firman Allah di Surat Al Baqarah 189:






    "Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji".



    Dari riwayat Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa sahabat bertanya kepada Rasulullah saw.: Untuk apa diciptakan bulan sabit?" maka turun ayat tersebut yang

    memerintahkan Rasulullah untuk menjawab bahwa bulan adalah untuk menunjukkan waktu kepada manusia kapan mereka harus memakai pakaian ihram pada waktu haji dan kapan harus menanggalkannya, atau kapan mereka harus memulai puasa dan kapan harus mengakhirinya. Dari sini, dapat kita ketahui bahwa tidak ada kepentingan penyembahan kepada bulan, tetapi hanya sebagai Penunjuk pergantian waktu, seperti Haji clan Puasa. Pada masa Khalifah Umar umat Muslim membuat penanggalan berdasarkan hitungan bulan, yang dimulai sejak masa Hijrah.

    Yang menarik untuk dicatat bahwa umat Yahudi juga memakai Penanggalan Hijriah untuk menandai perayaan suci mereka. Penanggalan keagamaan Umat Yahudi, yang aslinya dari Babilonia, terdiri dari 12 bulan Qomariah/Hijriah, terhitung 354 hari. Dan penghitungan hari dimulai dari tenggelamnya matahari sampai tenggelam lagi.3

    Maka bila dikatakan bahwa Islam menyembah "dewa bulan" dikarenakan memakai penanggalan yang berdasarkan bulan, maka apakah agama orang Yahudi, yang juga memakai penanggalan yang berdasarkan bulan ? berdasarkan "logika" Dr. Robert Morey maka umat Yahudi " juga "penyembah bulan". Demikian juga bila umat Kristen memakai penanggalan yang berdasarkan perputaran matahari, apakah mereka juga menyembah matahari ? Mari kita simak keterangan berikut ini. Penanggalan yang pertama adalah penanggalan yang berdasarkan bulan. Kebudayaan kuno, seperti Siria, Babilonia, Egypt, dan Cina telah memakai penanggalan bulan, sebagaimana budaya Semit juga mengambil penanggalan bulan untuk menandai waktu mereka. Setelah kita ketahui kenyataan bahwa umat Yahudi dan Islam, dalam tradisi budaya Semit, sama-sama memakai penanggalan Qomariah untuk menandai bulan mereka. Maka kenapa umat Kristen memakai penanggalan yang berdasarkan matahari menggantikan penanggalan bulan. Hal ini berkaitan erat dengan rekayasa perayaan natal tanggal 25 Desember clan pengaruh pemikiran-pemikiran pagan yang berporos pada penyembahan dewa Re (dewa matahari) dalam Kristen. Untuk melengkapi bahasan ini, maka akan kami sertakan secara ringkas kajian tentang perayaan natal 25 Desember oleh umat Kristen.

    http://bombsai.multiply.com/tag/allah
    Admin
    Admin
    Admin


    Jumlah posting : 129
    Join date : 01.03.09

    TENTANG ALLAH Empty TENTANG ALLAH, DEWA BULAN,BERHALA DI KABAH,SIMBOL BULAN SABIT,NATAL ( bagain 2 )

    Post  Admin Fri Mar 13, 2009 8:18 pm

    Asal Usul Perayaan Natal 25 Desember



    Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya.

    Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen Katolik pada abad ke-4 M. Dan peringatan inipun berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politheisme.

    Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katholik, mereka tidak mampu meninggalkan adat/ budaya pagannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday (sun=matahari; day=hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember.

    Maka supaya agama Katholik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya/ penyem-bahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan=Yesus). Maka pada konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus, Juga diputuskan: Pertama , hari Minggu (Sunday = hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus untuk menggantikan patung Dewa Matahari.

    Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama Katolik pada abad ke- 4 Masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katholik. Inilah prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama paganisme politheisme nenek moyang.

    Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang. Darimana kepercayaan paganis politheisme mendapat ajaran tentang dewa matahari yang diperingati tanggal 25 Desember?

    Mari kita telusuri melalui Bibel maupun sejarah kepercayaan paganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuno didalam kekuasaan raja Nimrod (Namrud).

    Putaran jaman menyatakan bahwa penyembah berhala versi Babilonia ini berubah menjadi "Mesiah palsu", berupa dewa "13a-al" anak dewa matahari dengan obyek penyembahan "Ibu dan Anak" (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut menjalar ke negara lain: Di Mesir berupa "Isis dan Osiris", di Asia bernama "Cybele dan Deoius", di Roma disebut Fortuna dan Yupiter", bahkan di Yunani. "Kwan Im" di Cina, Jepang, dan Tibet. Di India, Persia, Afrika, Eropa, dan Meksiko juga ditemukan adat pemujaan terhadap dewa "Madonna" dan lain-lain.

    Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak), mengalami kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus Dosa):

    1. Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga diyakini dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian, dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekaligus penganut kepercayaan ini.

    2. Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet.

    3. Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.

    4. Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa penduduk asli tanah Kana'an yang terkenal juga sebagai dewa kesuburan.

    5. Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir kuno; kepercayaan ini menyebar hingga ke Romawi dan diperingati secara besar-besaran dan dijadikan sebagai pesta rakyat.

    Demikian juga Serapsis, Attis, Isis, Horus, Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele dan lain-lain. Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu bangsa yang oleh mereka diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zorates (bangsa Persia) dan Fo Hi (bangsa Cina). Demikian pula pahlawan-pahlawan Helenisme: Agis, Celomenes, Eunus, Soluius, Aristonicus, Tibarius, Grocecus, Yupiter, Minersa, Easter.

    Jadi, konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan seorang perawan pada tanggal 25 Desember, disalib/dibunuh kemudian dibangkitkan, sudah ada sejak zaman purba4.

    Konsep/dogma agama bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi, dengan sangat mudahnya diterima oleh kalangan masyarakat Romawi karena mereka telah memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa dogma-dogma tersebut hanyalah kebohongan yang sengaja dibuatnya. Kata Paulus kepada Jemaat di Roma:


    "Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliannya; mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa? (Roma 3:7) ".


    Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan itu, Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:

    Jawab Yesus kepada mereka : "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang". (Matius 24:4-5)”.





    NOTES


    1.Mohd Elfi Nieshaem Juferi, www. Bismikallahumma.org.

    2. Ibid 56.

    3. lihat http://www.webear.com/reliengl.htm#*top4, dalam Mohd Elfi Nieshaem Juferi, www. Bismikallahumma.org.

    4. Keterangan lebih jelas lihat buku saya, Hj. Irena Handono, Perayaan Natal 25 Desember -Antara Dogma dan Toleransi", Bima Rodheta, 2003


    SUMBER : ISLAM DIHUJAT KARYA IRENE HANDONO
    Tags: natal, bulan sabit, kabah, berhala, dewa bulan, allah
    3 comments share

    Blog Entry ALLAH, Bible, Eloh, Elohim, dan Yahweh Feb 18, '09 10:23 PM
    for everyone
    III. ALLAH
    Jangan berkata tentang Allah

    Kecuali yang Haq...


    ALLAH, TUHANKU DAN TUHANMU



    Setelah menyatakan bahwa umat Muslim menyembah dewa bulan, Dr. Robert Morey berusaha memisahkan antara komunitas Islam dan Kristen dengan pernyataan bahwa Tuhan yang disembah oleh umat Islam tidaklah sama dengan Tuhan yang disembah oleh umat Kristiani. Selain alasan dewa bulan beberapa alasan lain di antaranya:

    *

    Pandangan Bible tidak sama dengan pandangan Al-Qur'an. Dan untuk memutuskannya -seperti kata Dr. Robert Morey­ harus ada kajian secara adil dari kedua belah pihak terhadap teks kedua kitab suci dan dokumen lain yang berkenaan dengan hal tersebut.
    *

    Kata Allah tidak ada dalam Bible.
    *

    Perbandingan antara pandangan kedua kitab terhadap Allah. Seperti masalah-masalah :

    1. Sifat Tuhan,

    2. apakah Tuhan dapat dikenal,

    3. apakah berbentuk pribadi,

    4. apakah berbentuk Roh,

    5. apakah diimani dengan doktrin unitas atau trinitas,

    6. apakah Tuhan terbatas,

    7. apakah Terpercaya,

    8.tentang kasih Tuhan,

    9. keaktifan dalam sejarah,

    10. tentang juru selamat.



    Kajian terhadap dua Kitab Suci.



    Seperti yang kami sebutkan tadi, dalam upaya membandingkan antara Tuhan umat Muslim dan Kristen, Dr. Robert Morey menghendaki adanya pengkajian atas kedua buah kitab suci secara adil oleh kedua belah pihak sehingga bisa di dapatkan hasil yang memuaskan. Keinginan Dr. Robert Morey ini, jika tertulis sejak awal penulisannya pada tahun 1946 dengan judul Islam Unveiled yang kemudian pada tahun 1992 diperbaharui dengan judul The Islamic Invasion, maka sebetulnya keinginan tersebut sudah terwujud. Sebanyak 75 sarjana Bibel dari perguruan tinggi terkemuka di Amerika dan Eropa telah berupaya -seperti yang diinginkan Dr. Robert Morey­ untuk meneliti Bibel selama 6 tahun. Dan hasilnya, sebanyak 82 % dari ayat-ayat Bibel adalah bukan perkataan Yesus, sedang sisanya yang 18% dianggap asli. Hal yang sama telah dilakukan oleh kalangan Muslim sejak berabad-abad yang lalu, dalam upaya pembersihan ajaran yang teracuni cerita-cerita Israihyat dari Yahudi dan Kristen.



    Sesuai ketentuan Dr. Robert Morey, mestinya dalam pembaruan tulisannya pada tahun 1992 -apalagi yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia baru-baru ini-, kajian

    tentang pandangan Bible terhadap Tuhan harusnya didasarkan pada hasil kajian para sarjana Bibel yang telah berupaya selama 6 th. Namun sayang upaya mereka ditinggal begitu saja, malah sebagian otoritas gereja menolak hasil kajian mereka.



    Kata "ALLAH" dalam Bible



    Untuk memperkuat hujatan tentang dewa bulan Dr. Robert Morey berusaha menafikan pemakain kata "Allah" dikalangan Kristen khususnya dalam Bible, dengan mengatakan



    "Padahal Alkitab sudah selesai ditulis jauh-jauh hari sebelum Muhammad lahir, jadi bagaimana mungkin Alkitab berbicara tentang Allah dari Muhammad. Dalam kenyataannya, sebutan nama Allahpun tidak pernah keluar dari bibir para pen ulis Alkitab. Sampai jaman Muhammad, Allah adalah nama salah satu dari dewa-dewa berhala, namo Allah dikenal secara khusus sebagai nama dewa bulan yang menjadi sesembahan orang Arab pada jaman itu. "5



    Pernyataan Dr. Robert Morey di atas mungkin agak janggal jika dilihat dalam konteks umat Kristen Indonesia yang sejak dulu memakai kata "Allah" bahkan dalam Injil berbahasa Indonesia, juga dalam buku-buku yang mereka tulis. Bible yang ditempatkan oleh Gedeon tahun 1976, memakai kata “Allah" seperti yang kita kutip sebelumnya tentang hukum yang terutama yaitu: "...hai Israel, adapun Allah Tuhan kita, Ialah Tuhan yang Esa. " (Markus; 12: 29). Bible edisi milenium yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (th. 2000), terbitan tahun 1958 malah menggunakan kata "Hua" (kata ganti orang ketiga dalam bahasa Arab) juga memakai kata Allah dalam Ulangan 6:4 :Sesungguhnya Hua Allah kita, Hua itu Esa adanya ". Jika Bible edisi Arab yang juga memakai kata "Allah" dikatakan oleh Dr. Robert Morey ditulis abad 9 dan kata tersebut terpaksa dipakai karena takut ancaman penguasa muslim, bagaimana dengan yang di Indonesia? Kalau dikatakan karena kondisi yang sama, bagaimana dengan umat Hindu clan Budha yang tidak pernah memakai kata "Allah" hingga saat ini, toh mereka tenang ­tenang saja tidak takut mendapat ancaman dari mayoritas muslim Indonesia. Alasan "takut ancaman", hanyalah rekaan Yang tidak berdasar sebab masyarakat Kristen Arab pada masa kejayaan Islam mendapat perlindungan yang bahkan beberapa dari mereka menjadi wazir (menteri) pada masa daulah Abasiyah. Di Indonesia sendiri tidak pernah ada upaya pemurtadan oleh umat Muslim terhadap umat Kristen, apalagi ancaman dan pemaksaan agar memakai kata "Allah", yang terjadi justru sebaliknya agama Kristen dipaksakan oleh penjajah dan pemurtadan umat Islam dilanjutkan oleh otoritas Kristen hingga saat ini, dengan berbagai macam cara.

    Dengan mengatakan bahwa dewa bulan yang dipanggil dengan nama `Allah" adalah sesembahan umat Muslim -seperti kutipan di atas-, sebenarnya Dr. Robert Morey telah menyakiti umat Kristiani. Sebab salah satu alasan dari hujatannya adalah bahwa bahasa Semit sebelum Islam (termasuk Ibrani dan Aram bukan hanya Arab) adalah tempat penyebaran penyembahan dewa bulan atau dewi yang bernama "allah" -alasan yang tidak berdasar-. Bila seseorang menyatakan bahwa ia menemukan bukti bahwa dewa bulan yang bernama "allah" di Palestina, Siria, atau Libanon, pernyataan ini juga menunjuk dewa yang dihormati oleh umat Kristen sendiri. Toh kata "Tuhan" yang pertama muncul di Bibel, pada Kitab Kejadian 1:1, menyatakan:


    http://agamaislam.multiply.com/journal/item/5/ALLAH_TUHANKU_DAN_TUHANMUhttp://bombsai.multiply.com/tag/allah
    Admin
    Admin
    Admin


    Jumlah posting : 129
    Join date : 01.03.09

    TENTANG ALLAH Empty TENTANG ALLAH, DEWA BULAN,BERHALA DI KABAH,SIMBOL BULAN SABIT,NATAL .... bagian 3

    Post  Admin Fri Mar 13, 2009 8:20 pm

    B'reshit bara ELOHIM et ha-shama'im, V’et ha-arets.

    In the beginning, God created the heavens and the earth.



    Ketika umat Kristen mengatakan bahwa kata "Elohim" adalah bahasa Ibrani asli, akan mengakui bahwa bahwa kata kuno untuk Tuhan mempunyai cerita yang hilang kepada kita. Bagaimanapun bila seseorang menemukan kata eloh (alef­lamed-heh) di beberapa prasasti yang tertulis dalam Ibrani-Paleo, Aram, atau tulisan pendek dari Nabatean, akan terbaca dalam beberapa cara tanpa tanda baca bagi para pembaca. Huruf campuran ini (yang bisa dibaca alah) adalah akar dari kata "to swear (bersumpah)" atau "to take an oath (untuk mengambil sumpah)," sebagaimana kata "to deify" atau "to worship" (menyembah), seperti berikut ini:






    Akar kata itu sendiri adalah ash dengan akar kata yang lama, el, yang berarti God (Tuhan), dewa, kemampuan, kekuatan, dll.

    Satu dari dasar kata Ibrani untuk Tuhan, (eloh), dapat dengan mudah dibaca alah tanpa tanda baca. Tidak mengejutkan bahwa kata Arab untuk Tuhan adalah allah. Kata ini, adalah tulisan standar ( ) atau tulisan Estrangela ( ), yang dieja alap-lamad-heh (ALH), yang mana berhubungan langsung dengan kata Ibrani eloh. Bahasa Aramaic berhubungan dekat dengan akar kata lama untuk Tuhan, eel.6

    Kata Arab untuk Tuhan, adalah Allah ( ), ini dibaca dengan cara yang sama, dan berhubungan secara terpisah dengan sebagian besar kata umum untuk dewa, (ilah). Sangat penting untuk dicatat bahwa tatabahasa yang jelas dan hubungan etimologi antara kata penghormatan untuk Tuhan dalam hal ini berhubungan sangat dekat di dalam bahasa Semit (contoh, Allah, Alah dan Eloh berhubungan dengan Ilah, Eel, dan El, untuk penghormatan). Jadi, dapat disimpulkan bahwa, jika satu kesatuan bahasa tiga agama tauhid ingin menyatakan bahwa Allah/alah adalah nama dari suku dewa bulan, dan penyembahan dewa tersebut adalah praktek pagan, maka harusnya umat Kristen membuang Bibel di tempat sampah karena dewa ini juga ada dalam teks Bibel. Mereka juga harus mengingkari Yesus karena memanggil dewa ini pada saat di tiang Salib.

    Dicantumkan bahwa Ezra dan Nabi Daniel memanggil Tuhan mereka dengan "Elah". Hal ini lebih dari cukup untuk menolak anggapan yang salah dari umat Kristen -Dr. Robe, Morey-, bahwa Allah adalah dewa bulan. Jika Allah adalah dewa bulan, maka apa yang telah disembah oleh Ezra dan Nabi Daniel?



    Eloh, Elohim, dan Yahweh.



    Ketika umat Islam menentang Missionaris Kristen dengan bukti etimologi bahwa kata Allah adalah benar-benar berhubungan dengan kata Elohim, para misionaris kemudian menunjuk bahwa (yahweh) adalah "nama sakral" untuk Tuhan yang mereka sembah dan bahwa sejak itu umat Islam tidak menela'ah tentang "nama sakral" Tuhan, karena itulah - menurut mereka- umat Islam salah dalam memanggil nama Tuhan. Ini bukanlah argumentasi yang baru dari missionaris. Ketika Nabi Muhammad di Madinah, umat Yahudi Madinah melemparkan tuduhan yang sama, dengan mengatakan bahwa umat Islam tidak merujuk kepada Tuhan dengan hanya menyebut Dia sebagai 'Allah". Karena itulah kemudian turun ayat al-Quran untuk menepis tuduhan tersebut :




    "Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mernpunyal al-asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) ... "
    (al-Isra', 17:110).



    Berdasarkan pengamatan kita juga mempunyai catatan tentang tuduhan bahwa :



    1.

    Yang pertama dari semuanya, yang paling pertama di Kitab Kejadian 1 :1 adalah "Elohim", bukan "Yahweh". Kata ( ) (YHWH) mulai muncul pada Kitab Kejadia sejak saat itu selalu memakai kata "Elohim".
    2.

    Menurut James Strong pada The New Storng's Exhausive Concordance of the Bible, kata Yahweh adalah "Nama nasional Tuhan umat Yahudi"7. Pendek kata, bahwa nama ini -katanya- hanyalah umat Yahudi yang memakai. Kita bandingkan pada rujukan yang sama, untuk kata Elohim adalah " .. . khusus dipakai untuk Tuhan yang maha tinggi".8
    3.

    Point yang terakhir adalah berdasarkan kepercayaan umat Kristiani sendiri, nama Yahwe hanya dipakai untuk kontek kitab perjanjian lama, dan tidak untuk umat Kristiani yang hanya percaya pada kitab perjanjian baru.

    Pada sisi yang lain, kalau kita merujuk pada Markus 15:34 dimana Yesus dikatakan menangis dalam bahasa Aramaic:



    ELOI, ELOI, LAMA SABACHTHANI?

    Yang artinya :

    Ya TuhanKu, Ya Tuhan Ku, Apakah sebabnya Engkau Meninggalkan Aku ?



    Kalaulah pengakuan bahwa Yahweh adalah panggilan yang benar dari nama Tuhan, kenapa pada saat Yesus memanggil :



    ELOI, ELOI, LAMA SABACHTHANI?

    Yesus tidak menangis dan memanggil

    YAHWEH, YAHWEH, LAMA SABACHTHANI ? "



    Hal ini menunjukkan, pengakuan bahwa Yahweh adalah nama yang paling benar" untuk Tuhan adalah tidak berdasar. Yesus merujuk kepada Tuhan sebagai "ELOI" atau "ELI" (berdasarkan Matius 27:46). Jika benar tuduhan Dr. Robert Morey maka kita harus percaya bahwa Yesus mengabaikan "nama Yang benar" untuk Tuhan ketika dia memanggil-Nya sebagai "ELI" -Yang mana akar katanya berhubungan dengan akar kata bahasa Arab ALLAH- untuk Yahweh, dan umatKristen yang setuju dengan Dr. Robert Morey telah "mengabaikan" tentang apa nama Yang benar" untuk Tuhan!.

    Kata-kata yang diakui oleh Dr. Robert More berdasarkan Peranjian lama adalah Yahweh dan Elohim. Mungkin dia termasuk yang menerima hukum Taurat, walaupun sebagian lain umat Kristen tidak mengakui hukum Taurat berdasarkan ajaran Paulus. Namun demikian dua kata di atas sebenarnya bukan kata yang asing dalam tradisi Islam. Kata Yahweh yang berbahasa Ibrani masih dekat dengan bahasa Arab "Yaa Huwa" di mana tradisi sufi sering menggunakan kata ganti orang ketiga untuk menyebut Allah, mereka bahkan hanya menyebut "Huwa" atau "Hu" dalam dzikir mereka. Kata yang kedua "Elohim" -yang juga berbahasa Ibrani- sama seperti sebelumnya dekat dengan bahasa Arab "Allahumma" yang sering dipakai umat Muslim dalam do'a. do'a mereka.

    Kedekatan pemakaian kata-kata ini, setidaknya menunjukkan kesinambungan ajaran Tauhid yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim melalui dua putranya Isma'il dan Ishaq. Penyebutan Yahweh dan Elohim oleh bangsa Yahudi keturunan Ishaq; dikarenakan mereka berbicara dengan bahasa Ibrani yang ketika sampai pada masa Nabi Isa mereka mulai memakai bahasa Aramaik. Adapun keturunan Nabi Ismail yang memang tinggal di Jazirah Arab tentu saja memakai bahasa Arab dan menyebut Elohim dengan Allahumma, Eloh/Eloi dengan Allah. Perubahan kata/nama ketika dipakai bahasa lain adalah hal yang seringkali terjadi, kata ‘alim menjadi "ngalim" ketika disebut orang jawa, nama Muhammad menjadi Mamado jika orang Afrika yang menyebut. Hal ini sangat mungkin terjadi akibat perbedaan logat dan dialek. Adapun "God' atau "Lord" tentu saja bukan dikarenakan logat tapi penerjemahan, sebagai mana orang Indonesia menyebut "Tuhan" untuk yang mereka sembah. Dalam kontek bahasa Semit kata yang paling jauh justru "God" atau "Lord", karena memakai bahasa Engris-Eropa sementara pentas pewahyuan Taurat dan Injil berada di wilayah Palestina-Arab Secara bahasa, Taurat (Ibrani) dan Injil (Ibrani-Aramaik) adalah serumpun dengan bahasa Arab. Bahasa Arab tentu saja lebih dekat kepada saudara serumpunnya jika dibandingkan dengan bahasa Yunani atau Romawi dan bahasa-bahasa Eropa.


    Tuhan dapat dikenal



    Bahasan-bahasan berikut ini adalah jawaban atas upaya- upaya pembandingan Tuhan menurut Kristen dan Allah menurut Islam, serta masalah keimanan kedua umat.

    Menurut Dr. Robert Morey, "Tuhan dapat dikenal. Yesus Kristus datang kedunia ini agar kita boleh mengenal Tuhan (Yohanes 17:3). Namun dalam Islam Allah tidak dapat dikenal. Allah begitu tinggi dan mulia, sehingga tidak ada seorangpun yang pernah secara pribadi mengenalNya".9

    Yohanes 17: 3 yang dimaksud oleh Dr. Robert Morey berbunyi seperti berikut: "Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.10 Berdasarkan ayat ini maka berarti umat Kristen mengenal Tuhannya melalui seorang utusan yaitu Yesus. "Melalui utusan" seharusnya diartikan "melalui apa yang diajarkan" oleh seorang utusan, bukan mengenal sang utusan sebagai Tuhan.

    Mengenal Tuhan dengan pandangan sebagai pribadi, lebih mendekati pikiran primitif yang pernah dikenal oleh masyarakat Mesir Kuno -salah satunya-. Kepercayaan terhadap Re (dewa matahari), yang sebetulnya adalah matahari itu sendiri, bertahan dari dinasti ke II (± 3000 SM) raja-raja Mesir Kuno hingga dinasti Khofo (1400 SM). Hal ini dikuatkan dengan ditemukannya tulisan di makam salah satu raja dinasti II, yang menyebut dewa matahari dengan sebutan "Nabire"11. Pada abad 14 SM, raja­raja mesir mulai mengembangkan pandangan pantheisme demi melanggengkan kekuasaannya. Kepercayaan masyarakat Mesir kuno yang sebelumnya tertuju kepada Matahari akhirnya beralih kepada Raja-raja itu sendiri sebagai perwujudan dewa Re di muka bumi.

    Dr. Robert Morey yang mengenal Tuhannya dalam pandangan wujud seorang manusia, seharusnya menyadari bahwa wujud manusia yang berbentuk materi -ketika masa kehidupan Yesus- sekarang sudah tidak ada lagi. Tapi Allah yang tidak pernah akan mati masih ada dan bisa dikenali. Pandangan untuk mengenal Tuhan dalam perwujudan seorang manusia adalah pandangan primitif ketika manusia tidak mampu menalar keberadaan Tuhan yang tidak bisa diindera, hal ini menjadi pandangan umum umat manusia pada masa sebelum Islam, apalagi pada masa Fir'aun yang menuhankan dirinya. Tapi pada masa modern seperti saat ini pandangan wujud Tuhan dalam bentuk manusia adalah aneh, terhadap seorang pemimpin negara saja penghormatannya tidak seperti dulu yang seakan menyembah. Manusia modern lebih bisa menalar bahwa manusia sangatlah terbatas, maka tidak mungkin menjadi Tuhan. Pandangan perwujudan Tuhan dalam bentuk pribadi manusia hanyalah sekedar ‘kepercayaan' yang sangat susah dihilangkan karena tertanam sejak kanak-kanak, tapi secara logika amat sulit untuk dijelaskan, maka tidak mengherankan jika penjelasannya seringkali menggunakan analogi.

    Selain pandangan bahwa tuhan dalam wujud pribadi, ada pandangan lain -seperti yang diungkapkan oleh Dr. Robert Morey-, yaitu pandangan bahwa tuhan itu berwujud roh. Pandangan ini pada dasarnya hanya untuk memasukkan roh kudus ke dalam jajaran trinitas. Sebab jika pandangan itu terlepas dari kepentingan tersebut, maka akan lebih parah lagi, sebab kepercayaan kepada roh sebagai yang dipertuhankan adalah pandangan yang paling primitif dalam sejarah kepercayaan umat manusia. Paham inilah yang memunculkan paham totemisme, yaitu kepercayaan terhadap roh-roh yang berada pada beberapa macam binatang atau benda yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk totem, atau patung dan berhala.12

    Kelemahan akal manusia sering kali membuat mereka memvisualisasikan hal-hal yang tidak dapat mereka indra. Kepercayaan terhadap wujud yang tak terindra agak sulit mereka terima, karena sarana yang dipakai hanya akal saja. Itulah sebabnya manusia perlu bimbingan lain untuk menggunakan akalnya, yaitu melalui Rasul dan kitabnya. Bibel sendiri mengajarkan bahwa wujud Allah tidak bisa disamakan dengan yang lainnya.



    Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. (Yesaya 40: 25).



    Ajaran ini pada dasarnya sama dengan ajaran al-Qur'an.yang menyebutkan :



    Tidak ada satupun yang menyerupaiNya. (as Syura: 11)



    Jika memang tidak ada satupun yang menyerupaiNya, maka bagaimana cara mengenalnya? Dalam ajaran Islam banyak sekali cara-cara yang diajarkan untuk mengenal Allah menurut kemampuan masing-masing orang. Mereka yang hanya mampu mengenal melalui logika akal, dapat membuktikan keberadaan Allah melalui perenungan terhadap ayat-ayatNya baik yang tertulis (al-Qur'an) maupun yang tidak tertulis (alam semesta). Sedangkan mereka yang mampu menambahkan kemampuan batin selain logika akal, maka dapat mengenal Tuhannya dengan mata hati, seperti yang dicapai oleh para sufi. Indera manusia yang berwujud materi tidak akan mampu mengindera dzat Allah yang maha Agung, Nabi Musa saja ketika ingin melihat Allah tidak mampu hingga pingsan dan gunung di dekatnya hancur apalagi manusia modern yang sudah banyak lalai terhadap Tuhannya. Penjelasan masalah ini kami cukupkan sebatas jawaban, untuk penjelasan tatacaranya lebih baik merujuk pada karya-karya para Sufi yang sudah berhasil mengenal Allah dengan sarana akal dan kalbunya.



    NOTES


    5. Robert Morey, The Islarnic Invasion - confronting the World's Fastest Growing Relegion, Scholars Press, Las Vegas, 1991, hal. 70.

    6. Lihat Mohd Elfi Nieshaem Juferi, www.bismikallahumma.org
    7. Lihat Concordance no. 3608 atau Elfie Nieshaem Juferi, www.bismikallahumma.org.

    8. Ibid, no. 430

    9. Robert Morey, Op. cit., hal. 63.

    10. Alkitab Edisi Milenium, Lembaga Alkitab Indonesia, th. 2003, hal. 143

    11. Mu'jam al-Hadlarah al-Mashriyah al-Qadimah (Ensiklopedi Peradaban Mesir Kuno), hal. 170.

    12 Abas Mahmud al-Aqad, Allah, Al-Haiah al-Mashriyah al-`Amah lilkitab, Kairo, 1998, hal. 15.
    http://agamaislam.multiply.com/journal/item/5/ALLAH_TUHANKU_DAN_TUHANMU
    http://bombsai.multiply.com/tag/allah

    Sponsored content


    TENTANG ALLAH Empty Re: TENTANG ALLAH

    Post  Sponsored content


      Waktu sekarang Fri Apr 26, 2024 7:40 pm